Budaya Berbahasa di Indonesia
Dewasa
ini banyak sekali bahasa-bahasa yang mungkin dikatakan sebagai “bahasa gaul”, bahasa yang sering sekali
dipakai oleh anak-anak kalangan remaja.
Banyak remaja sekarang ini kurangnya memahami
bahasa yang baik dan benar atau bisa dikatakan hilangnya EYD dalam budaya
berbahasa pada remaja.
Sangatlah disayangkan apabila kita keluar dari
penggunaan EYD karena bagaimanapun juga EYD sangat-sangatlah dipakai dimanapun
dan oleh siapapun kita berbicara.
Kurangnya pemahaman tentang EYD karena beberapa
faktor yang diantara adalah pergaulan yang dinilai semakin tidak pada aturan
penggunaan EYD. Budaya berbahasa di Indonesia dinilai jauh sekali dibandingkan
negara-negara lain. Bukanlah sekedar penggunaan EYD saja atau bahasa baku yang
dipakai sehari-sehari, tapi kita tertinggal jauhdengan negara tetangga kita
yang sehari-harinya menggunakan bahasa inggris. Contohnya Singapura, kini
mayoritas penduduk di Singapura menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa
sehari-hari dalam berbicara.
Jangankan untuk berbicara dalam menggunakan bahasa
inggris, penggunaan bahasa baku dan EYD dalam berbicara sehari-hari saja kadang
kita melupakannya sehingga kadang orang asing pun yang bisa berbicara
menggunakan bahasa Indonesia tidak banyak yang paham.
Terlebih di jaman sekarang ini bermunculan
bahasa-bahasa baru , contohnya seperti bahasa alay . fenomena tersebut sudah
menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari remaja di indonesia dalam berbahasa
.
Karena remaja sekarang sering
menggunakan bahasa Alay dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan,
menyebabkan para remaja menjadi sulit menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar . Banyak dari mereka yang lancar dalam penggunaan bahasa Alay, tetapi
sangat kesulitan dalam berbahasa Indonesia.
Masyarakat berlainan pendapat dalam
menghadapi hal tersebut, ada yang menerima bahasa tersebut dan ada juga yang
merasa terganggu. Bagi mereka yang menerima bahasa Alay beralasan karena mereka
menganggap itu merupakan kreativitas. Jadi, biarkan saja kaum muda itu
menggunakan bahasa sandi mereka sendiri yang ditujukan kepada komunitas mereka
sendiri saja . Sedangkan
bagi masyarakat lain yang merasa terganggu dengan bahasa Alay, menganggap
bahasa Alay sangat sulit dipahami, juga
penulisan dengan huruf alay sangat menyulitkan bagi beberapa orang untuk
membacanya dan juga akan merusak tatanan berbudaya berbahasa di indonesia .
Contoh
dari ciri-ciri bahasa alay yaitu dengan menggunakan angka untuk menggantikan
huruf. Contoh: “4p4 k4B4r 53mU4 ?”. Kapitalisasi yang sangat berantakkan.
Contoh:”bAhAsA InDoNesIA” .
Sebagai
kesimpulan menurut pribadi saya adalah penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar harus diajarkan sejak dini , agar bisa memahami penggunaan EYD dan
bahasa yang baik dan benar . Dan ada baiknya pengaruh bahasa asing , alay dan
sebagainya bisa disikapi dengan positif untuk terhindar dari penggunaan bahasa
yang menyimpang dari bahasa indonesia .