Sunday, 11 November 2012


Budaya Berbahasa di Indonesia

          Dewasa ini banyak sekali bahasa-bahasa yang mungkin dikatakan sebagai “bahasa gaul”, bahasa yang sering sekali dipakai oleh anak-anak kalangan remaja.
Banyak remaja sekarang ini kurangnya memahami bahasa yang baik dan benar atau bisa dikatakan hilangnya EYD dalam budaya berbahasa pada remaja.
Sangatlah disayangkan apabila kita keluar dari penggunaan EYD karena bagaimanapun juga EYD sangat-sangatlah dipakai dimanapun dan oleh siapapun kita berbicara.
Kurangnya pemahaman tentang EYD karena beberapa faktor yang diantara adalah pergaulan yang dinilai semakin tidak pada aturan penggunaan EYD. Budaya berbahasa di Indonesia dinilai jauh sekali dibandingkan negara-negara lain. Bukanlah sekedar penggunaan EYD saja atau bahasa baku yang dipakai sehari-sehari, tapi kita tertinggal jauhdengan negara tetangga kita yang sehari-harinya menggunakan bahasa inggris. Contohnya Singapura, kini mayoritas penduduk di Singapura menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa sehari-hari dalam berbicara.
Jangankan untuk berbicara dalam menggunakan bahasa inggris, penggunaan bahasa baku dan EYD dalam berbicara sehari-hari saja kadang kita melupakannya sehingga kadang orang asing pun yang bisa berbicara menggunakan bahasa Indonesia tidak banyak yang paham.



Terlebih di jaman sekarang ini bermunculan bahasa-bahasa baru , contohnya seperti bahasa alay . fenomena tersebut sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari remaja di indonesia dalam berbahasa .

Karena remaja sekarang sering menggunakan bahasa Alay dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan, menyebabkan para remaja menjadi sulit menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar . Banyak dari mereka yang lancar dalam penggunaan bahasa Alay, tetapi sangat kesulitan dalam berbahasa Indonesia.
Masyarakat berlainan pendapat dalam menghadapi hal tersebut, ada yang menerima bahasa tersebut dan ada juga yang merasa terganggu. Bagi mereka yang menerima bahasa Alay beralasan karena mereka menganggap itu merupakan kreativitas. Jadi, biarkan saja kaum muda itu menggunakan bahasa sandi mereka sendiri yang ditujukan kepada komunitas mereka sendiri saja . Sedangkan bagi masyarakat lain yang merasa terganggu dengan bahasa Alay, menganggap bahasa Alay sangat sulit dipahami,  juga penulisan dengan huruf alay sangat menyulitkan bagi beberapa orang untuk membacanya dan juga akan merusak tatanan berbudaya berbahasa di indonesia .
Contoh dari ciri-ciri bahasa alay yaitu dengan menggunakan angka untuk menggantikan huruf. Contoh: “4p4 k4B4r 53mU4 ?”. Kapitalisasi yang sangat berantakkan. Contoh:”bAhAsA InDoNesIA” .
Sebagai kesimpulan menurut pribadi saya adalah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar harus diajarkan sejak dini , agar bisa memahami penggunaan EYD dan bahasa yang baik dan benar . Dan ada baiknya pengaruh bahasa asing , alay dan sebagainya bisa disikapi dengan positif untuk terhindar dari penggunaan bahasa yang menyimpang dari bahasa indonesia .



0 comments:

Post a Comment